Monday, July 14, 2014

PEMIMPIN LUAR BIASA, DILAHIRKAN ATAU DICIPTAKAN?


Pemimpin tidak menciptakan pengikut, mereka menciptakan lebih banyak pemimpin”

Pemimpin yang luar biasa. Banyak indikator untuk mengatakan seorang pemimpin berhasil dalam masa kepemimpinannya. Mulai dari Pencapaian nyata, kestabilan internal, eksistensi yang terwujud sampai pengakuan dari eksternal. Namun terlepas dari itu semua, pertanyaan yang cukup mengusik di benak saya adalah “apakah pemimpin tersebut dilahirkan atau di ciptakan?”

Pertanyaan itu mulai muncul di benak saya semenjak saya melihat sebuah dinamika kepengurusan organisasi di berbagai tempat. Banyak di antara organisasi tersebut yang memiliki semacam “kutukan”. Termasuk organisasi saya. Kutukan tersebut adalah kutukan tahun genap dan tahun ganjil. Tahun genap akan dipenuhi dengan SDM luar biasa yang orang awam menyebutnya sebagai bakat dalam memimpin. Sedangkan tahun ganjil akan lebih menurun dengan jumlah kuantitas pemilik bakat kepemimpinan. Bahkan Kualitas nya pun kadang berbeda. Atau bisa saja sebaliknya dengan tahun ganjil yang akan lebih luar biasa dari tahun genap.

Fenomena ini sangat mengganggu benak saya. Terutama ketika saya sedang memimpin. Sebagai seorang pemimpin ketika anda melihat masalah ini, hal pertama yang harus anda tanyakan adalah “Mengapa?”. Mengapa bisa muncul fenomena ini. Bukankah selama ini sudah ada sebuah sistem kaderisasi. Harusnya dengan sistem kaderisasi yang baik dan benar, fenomena ini tidak akan terjadi. Hanya ada 2 kemungkinan etiologi dari masalah ini. Yaitu ”sistem kaderisasi yang masih belum optimal” atau memang benar ada nya bahwa “Pemimpin yang luar biasa memang dilahirkan, tidak diciptakan”

Sistem Kaderisasi yang masih belum optimal. Suatu organisasi atau kepengurusan, dikatakan berhasil tidak hanya dari pencapaian yang mereka capai saat menjabat, melainkan juga apa yang adik – adik mereka capai di kepengurusan selanjutnya. Mengapa tidak? Merupakan sebuah ironi apabila kejayaan yang didapat sebuah organisasi hanya ada di satu kepengurusan saja. Sedangkan di kepengurusan selanjutnya organisasi tersebut mengalami keterpurukan. Apalah gunanya kejayaan yang bersifat sementara. Memang benar adanya pepatah yang mengatakan bahwa “mempertahankan lebih sulit darapada mendapatkan”. Sistem kaderisasi yang belum optimal memang bisa saja di sebabkan oleh berbagai macam faktor. Seperti tidak jelas nya target kompetensi yang ada hingga tidak terstandarisasi nya para kader – kader. Walaupun sistem kaderisasi setiap tempat itu tidak bisa di samaratakan dan juga sejajarkan, namun setidaknya ada beberapa kompetensi dasar yang harusnya ada di setiap proses kaderisasi semua organisasi. Seperti kemampuan time management, negosiasi, analisis SWOT, manajemen konflik dll. Semua orang tau, semua pemimpin tau akan hal itu, namun yang menjadi kelemahan adalah kadang hal itu semua tidak tertuliskan secara nyata dalam sebuah kurikulum kaderisasi yang jelas. Hal ini saya sadari di awal kepengurusan dari organisasi yang saya pimpin, hingga mendorong saya untuk membuat secara nyata kurikulum kaderisasi organisasi yang saya pimpin saat itu. Berikut adalah kurikulum yang saya buat klikdisini . Semoga dapat membantu. 

Pemimpin yang luar biasa memang dilahirkan, tidak diciptakan. Kemungkinan etiologi yang kedua ini adalah yang sangat mengusik pemikiran saya. Bagaimana tidak, apabila memang teori tersebut benar, maka kualitas SDM yang ada akan menjadi terkotak – kotak dan akan sulit untuk menyamakan visi antara pemimpin dengan yang dipimpin. Pemimpin yang luar biasa tak selalu ada di posisi yang paling atas. Dia juga akan ada di belakang menjadi orang yang mau dipimpin oleh orang lain. Apabila perpaduan SDM ini antara pemimpin dengan yang dipimpin memiliki sifat kepemimpinan yang luar biasa, akan menjadi sebuah team yang luar biasa pula. Team yang akan sama – sama mengerti apa yang harus saya lakukan, apa yang harus dia lakukan.

Lalu bagaimana bisa mewujudkan team yang luar biasa seperti itu apabila pemimpin yang luar biasa tidak bisa kita ciptakan. Akan menjadi sebuah hal yang percuma juga upaya kaderisasi yang ada. Pengalaman berorganisasi yang saya lihat, ada perbedaan kepengurusan di masing – masing organisasi yang berkaitan dengan usia ataupun angkatan. Di berbagai universitas, ada yang menjabat sebagai seorang pengurus di tahun ketiga, namun ada pula yang ditahun kedua (termasuk organisasi kampus saya). Menurut saya pribadi, akan lebih ideal untuk memimpin sebuah organisasi utamanya organisasi kemahasiswaan, pada saat kita berada pada tingkat ketiga. Mengapa? Karena pada saat kita menginjak tingkat ketiga, saat itu kita akan benar – benar cukup matang untuk menjadi seorang pemimpin. Sifat kepemimpinan kita akan tercipta dengan refleksi pengalaman yang kita hadapi pada saat tingkat kedua sebagai pelaku. Juga pada saat tingkat pertama yang menurut saya hanya sebagai observer. Pada saat kia berada pada tingkat pertama, menurut saya saat itu sifat kepemimpinan kita belum benar – benar tercipta secara nyata. Karena pada saat itu kita masih menjadi observer. Kita masih menjadi seorang yang “baru” yang masih meraba – raba mana yang cocok mana yang tidak. Akan sangat berbahaya apabila dengan pengalaman itu saja kita sudah harus memegang sistem pada tahun kedua.

Bagaimana dengan organisasi saya sendiri yang menganut sistem bahwa tingkat kedua yang harus sudah memegang sistem? Ini lah yang menjadi kekhawatiran saya. Apabila sistem ini terus berlanjut, secara tidak langsung kita akan menganut faham bahwa “pemimpin yang luar biasa, dilahirkan tidak diciptakan”. Bukti yang nyata adalah paradigma adanya kutukan tahun genap dan tahun ganjil. Seperti sebuah perjudian menunggu setiap tahun akankah ada orang yang dilahirkan sebagai pemimpin luar biasa yang akan masuk di organisasi saya.

Namun, tahun ini saya optimis kutukan itu akan menghilang pada organisasi saya, karena dengan bantuan kurikulum kaderisasi sebagai salah satu upaya nya, saya yakin adik – adik saya di organisasi saya akan menjadi lebih luar biasa dari kepengurusan saya. Akan lebih sukses. Dan akan menghilangkan kutukan itu. Saya bersama dengan teman – teman kepengurusan saya berusaha se optimal mungkin untuk menciptakan pemimpin – pemimpin yang luar biasa pula di kepengurusan selanjutnya.

“Leaders don’t create followers, they create more leaders”

No comments:

Post a Comment