“Mencari bukti kepemimpinan tidak hanya dari pencapainnya, melainkan
juga dapat ditemukan melalui pengikut - pengikutnya”
Pemimpin. Kata pertama yang
terfikirkan ketika mendengar kata pemimpin adalah “panutan”. Iya panutan,
ketika seseorang menjadi sosok pemimpin diantara sebuah kaum, secara tidak
langsung dia akan menjadi panutan bagi kaum yang di pimpinnya. Semua mata akan tertuju
pada nya, semua gerak – gerik nya akan diperhatikan, semua kalimat yang
terlontar dari mulutnya akan mendapatkan atensi. Ketika anda menjadi seorang
pemimpin, anda tinggal memilih. Ingin menjadi sosok panutan yang baik atau yang
buruk?
Pemimpin. Seorang pemimpin juga
harus bisa memberikan pengaruh kepada orang lain. Kepada
orang yang dipimpinnya. Mengapa tidak? Menjadi seorang pemimpin anda akan
dituntut untuk memikirkan sebuah gagasan untuk kebaikan bersama. Tinggal
masalahnya adalah bagaimana gagasan anda tersebut dapat diterima oleh orang –
orang yang anda pimpin. Kadang gejolak penolakan gagasan sering muncul terlebih
– lebih dalam sebuah organisasi. Pengalaman saya ketika memimpin sebuah
organisasi, pertama – tama yang saya fikirkan adalah “bagaimana membawa
organisasi yang saya pimpin ke arah yang lebih baik?” Lalu muncul gagasan
gagasan untuk mewujudkan goal tersebut. Tak jarang gagasan yang saya tawarkan
di tentang. Tak jarang gagasan yang saya tawarkan di caci. Tak jarang pula
gagasan yang saya tawarkan akhirnya tidak terlaksana. Mungkin pengaruh yang
saya berikan kepada anggota saya belum optimal sehingga muncul sebuah penolakan
akan pengaruh yang coba saya berikan terhadap organisasi tersebut. Dari sini
saya belajar bahwa menjadi seorang pemimpin juga harus bisa membawa pengaruh
yang positive agar apa yang ada difikiran kita , apa yang menjadi gagasan kita
dapat diterima oleh orang – orang yang kita pimpin.
Namun, pengalaman tentang
penolakan gagasan itu tidak semata – mata membuat saya menjadi orang yang
terobsesi untuk menjadi “brainwasher”. Justru dari sini saya
belajar bahwa menjadi seorang pemimpin tidak hanya melakukan sesuatu hal dengan
rigid dan mengedepankan pemikiran kita, apa yang ada difikiran kita harus
terpenuhi. Tidak. Memimpin adalah sebuah SENI. Seni yang akan berbeda satu
dengan yang lain. Akan berbeda penerapannya tergantung dengan kondisi orang –
orang yang kita pimpin.
Pengalaman saya dalam
berorganisasi atau pun memimpin sebuah komunitas, saya membagi diri
memposisikan diri sebagai pemimpin dalam 3 fungsi. Yaitu Fungsi Komando, Fungsi Koordinasi
dan yang terakhir yang mungkin tidak ada dalam literatur manapun yang
saya wujudkan melalui refleksi pengalaman adalah fungsi Kekeluargaan.
1.Fungsi Komando
Fungsi komando
adalah fungsi dimana seorang pemimpin harus bisa memposisikan dirinya sebagai “decision
maker” dalam organisasi. Sangat sering masalah – masalah yang ada dalam
organisasi mengharuskan kita untuk mengambil sikap dan menjalankan fungsi
komando. Mau tidak mau sebagai seorang pemimpin anda harus memahami benar
tentang fungsi komando. Ada kala nya bahkan, tanpa ada yang mengingatkan,
ketika situasi sudah mulai terbaca ada yang tidak benar untuk kelangsungan
organisasi, jalankan intuisi anda sebagai seorang pemimpin dan lakukan
intervensi dengan menggunakan asas fungsi komando.
2.Fungsi Koordinasi
Fungsi
Koordinasi adalah fungsi dimana seorang pemimpin harus dapat memposisikan
dirinya untuk mendengarkan apa yang menjadi gagasan para anggota nya. Di sini
para anggota akan naik ke atas (pemimpin) untuk melakukan negosiasi akan apa
yang ada di fikirannya. Para anggota akann menawarkan banyak hal. Dan disini
kita harus bisa memposisikan diri kita sebagai seorang pemimpin yang bisa mengkombinasikan
gagasan kita dan para anggota dengan koordinasi yang jelas
3.Fungsi Kekeluargaan
Fungsi
Kekeluargaan adalah Fungsi yang saya bentuk sendiri saat saya sedang memimpin
sebuah organisasi dimanapun level nya. Mengapa? Logika yang saya pakai cukup
sederhana. Ketika kita sudah menganggap team kita, anggota kita selayaknya
keluarga sendiri. Akan ada keterbukaan, akan ada rasa saling memahami, akan ada
rasa saling memiliki. Yang di sini bisa saya manfaatkan sebagai seorang
pemimpin untuk mengambil keputusan atau memberikan instruksi. Ada kalanya pengalaman
saya ketika menjadi seorang pemimpin, kadang saya bisa mengetahui apa yang ada
di fikiran anggota – anggota saya, apa yang dirasakan bahkan ketika mereka
sedang dalam kondisi yang tidak sempurna sedang butuh motivasi, disitulah saya
coba memposisikan. Dengan itu kinerja team akan selalu terjaga dengan stabil
Ketiga Fungsi tadi adalah ketiga
fungsi yang selama ini saya terapkan dalam organisasi saya. Mungkin tidak
sempurna dalam pelaksanaannya, namun kesempurnaan bukanlah tujuan utamanya.
Melainkan mengoptimalkan apa yang ada hingga yang terbaik bisa terwujud dari
yang ada.
“Pemimpin bukanlah diktator.
Otoritas tidak didapatkan dari sikap yang otoriter. Kehormatan bukanlah
pemberian melainkan pencapaian. Pemimpin sejati bukanlah yang ditakuti melainkan
dihormati. Jangan bangga ketika anda ditakuti oleh anggota anda”
No comments:
Post a Comment