Sunday, July 13, 2014

KEPEMIMPINAN. LEBIH DARI SEKEDAR TEKNIK, MELAINKAN SEBUAH SENI


Mencari bukti kepemimpinan tidak hanya dari pencapainnya, melainkan juga dapat ditemukan melalui pengikut - pengikutnya”

Pemimpin. Kata pertama yang terfikirkan ketika mendengar kata pemimpin adalah “panutan”. Iya panutan, ketika seseorang menjadi sosok pemimpin diantara sebuah kaum, secara tidak langsung dia akan menjadi panutan bagi kaum yang di pimpinnya. Semua mata akan tertuju pada nya, semua gerak – gerik nya akan diperhatikan, semua kalimat yang terlontar dari mulutnya akan mendapatkan atensi. Ketika anda menjadi seorang pemimpin, anda tinggal memilih. Ingin menjadi sosok panutan yang baik atau yang buruk?

Pemimpin. Seorang pemimpin juga harus bisa memberikan pengaruh kepada orang lain. Kepada orang yang dipimpinnya. Mengapa tidak? Menjadi seorang pemimpin anda akan dituntut untuk memikirkan sebuah gagasan untuk kebaikan bersama. Tinggal masalahnya adalah bagaimana gagasan anda tersebut dapat diterima oleh orang – orang yang anda pimpin. Kadang gejolak penolakan gagasan sering muncul terlebih – lebih dalam sebuah organisasi. Pengalaman saya ketika memimpin sebuah organisasi, pertama – tama yang saya fikirkan adalah “bagaimana membawa organisasi yang saya pimpin ke arah yang lebih baik?” Lalu muncul gagasan gagasan untuk mewujudkan goal tersebut. Tak jarang gagasan yang saya tawarkan di tentang. Tak jarang gagasan yang saya tawarkan di caci. Tak jarang pula gagasan yang saya tawarkan akhirnya tidak terlaksana. Mungkin pengaruh yang saya berikan kepada anggota saya belum optimal sehingga muncul sebuah penolakan akan pengaruh yang coba saya berikan terhadap organisasi tersebut. Dari sini saya belajar bahwa menjadi seorang pemimpin juga harus bisa membawa pengaruh yang positive agar apa yang ada difikiran kita , apa yang menjadi gagasan kita dapat diterima oleh orang – orang yang kita pimpin.

Namun, pengalaman tentang penolakan gagasan itu tidak semata – mata membuat saya menjadi orang yang terobsesi untuk menjadi “brainwasher”. Justru dari sini saya belajar bahwa menjadi seorang pemimpin tidak hanya melakukan sesuatu hal dengan rigid dan mengedepankan pemikiran kita, apa yang ada difikiran kita harus terpenuhi. Tidak. Memimpin adalah sebuah SENI. Seni yang akan berbeda satu dengan yang lain. Akan berbeda penerapannya tergantung dengan kondisi orang – orang yang kita pimpin.

Pengalaman saya dalam berorganisasi atau pun memimpin sebuah komunitas, saya membagi diri memposisikan diri sebagai pemimpin dalam 3 fungsi. Yaitu Fungsi Komando, Fungsi Koordinasi dan yang terakhir yang mungkin tidak ada dalam literatur manapun yang saya wujudkan melalui refleksi pengalaman adalah fungsi Kekeluargaan.

1.Fungsi Komando
Fungsi komando adalah fungsi dimana seorang pemimpin harus bisa memposisikan dirinya sebagai “decision maker” dalam organisasi. Sangat sering masalah – masalah yang ada dalam organisasi mengharuskan kita untuk mengambil sikap dan menjalankan fungsi komando. Mau tidak mau sebagai seorang pemimpin anda harus memahami benar tentang fungsi komando. Ada kala nya bahkan, tanpa ada yang mengingatkan, ketika situasi sudah mulai terbaca ada yang tidak benar untuk kelangsungan organisasi, jalankan intuisi anda sebagai seorang pemimpin dan lakukan intervensi dengan menggunakan asas fungsi komando.

2.Fungsi Koordinasi
Fungsi Koordinasi adalah fungsi dimana seorang pemimpin harus dapat memposisikan dirinya untuk mendengarkan apa yang menjadi gagasan para anggota nya. Di sini para anggota akan naik ke atas (pemimpin) untuk melakukan negosiasi akan apa yang ada di fikirannya. Para anggota akann menawarkan banyak hal. Dan disini kita harus bisa memposisikan diri kita sebagai seorang pemimpin yang bisa mengkombinasikan gagasan kita dan para anggota dengan koordinasi yang jelas

3.Fungsi Kekeluargaan
Fungsi Kekeluargaan adalah Fungsi yang saya bentuk sendiri saat saya sedang memimpin sebuah organisasi dimanapun level nya. Mengapa? Logika yang saya pakai cukup sederhana. Ketika kita sudah menganggap team kita, anggota kita selayaknya keluarga sendiri. Akan ada keterbukaan, akan ada rasa saling memahami, akan ada rasa saling memiliki. Yang di sini bisa saya manfaatkan sebagai seorang pemimpin untuk mengambil keputusan atau memberikan instruksi. Ada kalanya pengalaman saya ketika menjadi seorang pemimpin, kadang saya bisa mengetahui apa yang ada di fikiran anggota – anggota saya, apa yang dirasakan bahkan ketika mereka sedang dalam kondisi yang tidak sempurna sedang butuh motivasi, disitulah saya coba memposisikan. Dengan itu kinerja team akan selalu terjaga dengan stabil

Ketiga Fungsi tadi adalah ketiga fungsi yang selama ini saya terapkan dalam organisasi saya. Mungkin tidak sempurna dalam pelaksanaannya, namun kesempurnaan bukanlah tujuan utamanya. Melainkan mengoptimalkan apa yang ada hingga yang terbaik bisa terwujud dari yang ada.

“Pemimpin bukanlah diktator. Otoritas tidak didapatkan dari sikap yang otoriter. Kehormatan bukanlah pemberian melainkan pencapaian. Pemimpin sejati bukanlah yang ditakuti melainkan dihormati. Jangan bangga ketika anda ditakuti oleh anggota anda”

No comments:

Post a Comment