Masa Orientasi Siswa atau biasa kita kenal dengan MOS, adalah masa dimana para siswa
baru, baik dari tingkat Dasar menuju ke SMP atau pun SMP menuju SMA mengenali
keadaan sekolah nya yang baru untuk pertama kali. Mengenali di sini tidak hanya
diartikan secara harfiah mengenali ruangan – ruangan atau pun denah lokasi
sekolahan, melainkan mengenali semua yang ada di sekolah baru nya secara menyeluruh.
MOS biasa dilaksanakan pada 3
hari pertama masuk sekolah. Dan materi – materi yang di sampaikan saat MOS pun
relative sama setiap tahun seperti pengenalan stakeholder, pengenalan visi dan
misi sekolah, target pencapaian sekolah dan juga yang berbeda setiap tahun,
tergantung issue yang sedang di angkat oleh dinas pendidikan saat itu. Contoh
ketika saya MOS SMA dahulu, issue yang di angkat adalah tentang pendidikan
karakter yang akan di gencarkan di sekolah melalui kegiatan – kegiatan dan
program sekolah.
Beberapa hari yang lalu sebelum
saya menulis artikel ini, saya melihat anak – anak SMP baru saja pulang sekolah.
Penampilan mereka menarik perhatian saya. Siswa SMP itu, ada yang memakai pita
di lengan kanan dan kiri nya, ada yang mengikat rambutnya menggunakan pita
warna – warni, ada yang memakai kalung yang terbuat dari tali dengan hiasan
permen. Hal itu mengingatkan saya ketika sedang menjalani MOS SMA dahulu.
MOS SMA saya dahulu kurang lebih
sepeti itu. Saya masih ingat betul barang – barang yang harus di bawa. Kami
harus membuat topi yang terbuat dari “besek”
yang di cat berwarna kuning untuk laki – laki, dan hijau untuk perempuan.
Di pinggir besek tersebut harus di beri hiasan tali rafia yang di untai tipis –
tipis layaknya sebuah rambut. Rafia yang digunakan pun rafia dengan warna yang
sulit ditemukan. Nametag yang kami buat harus berbentuk segi lima dengan nama
yang besar digantung dengan tali rafia. Itu adalah MOS terakhir di SMA kami
yang menggunakan atribute seperti itu. Tahun setelah itu, MOS di SMA kami
melarang atribut – atribut yang berbau “perpeloncoan”.
Perpeloncoan. Sebenarnya apa yang
dimaksud dengan perpeloncoan? Perpeloncoan adalah aktivitas yang melibatkan
pelecehan, penyiksaan atau penghinaan saat proses penyambutan seseorang ke
dalam suatu kelompok. Namun standar yang jelas untuk mengatakan atribut itu
semua sebagai salah satu wujud perpeloncoan masih terlihat abstrak dan
subjektif. Saya sebagai objek kejadian saat itu sebenar nya merasa baik – baik
saja dan tidak merasa dilecehkan sebagai seorang siswa. Justru menjadi sebuah
kenangan tersendiri masa – masa MOS saat itu bersama teman – teman seangkatan
membuat perlengkapan MOS.
Saya pribadi juga sangat
menentang perpeloncoan kepada siswa ataupun mahasiswa. Setiap orang memiliki
mental yang berbeda – beda. Ada yang di perlakukan seperti apapun dia tetap
survive. Ada yang baru dibentak sudah harus ke psikiater. Oleh karena keadaan
objek yang berbeda – beda tersebut perlu adanya standarisasi kegiatan orientasi
yang dapat diterapkan pada semua objek. Tidak hanya kepada yang “kuat” maupun
“lemah”
Semoga setelah ini masa – masa
orientasi di berbagai sekolah maupun universitas semakin membaik.
“Hidup
adalah serangkaian pengalaman, Setiap pengalaman membuat kita lebih
besar, walau pun kita tidak menyadarinya.”