Friday, March 23, 2018

LEA DARE SHIP (KEPEMIMPINAN DAN KEBERANIAN) DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

LEA DARE SHIP

Setiap hari kita mengambil keputusan sejak bangun tidur sampai mau tidur lagi, bagi keputusan itu disaddari atau tidakdisadari karena sudah menjadi rutinitas. Untuk sebuah rumah sakit sebagai organisasi jasa pelayanan kesehatan pimpinan rumah sakit juga membuat keputusan yang kompleks karena akibat dari pengambilan keputusan tersebut berakibat bagi maju mundurnya rumah sakit sebagai organisasi.

Bagaimana seharusnya membuat keputusan jangka pendek dan jangka panjang agar rumah sakit dapat mencapai misi dan visinya secara efektif dan efisien?


Membuat keputusan dalam sebuah organisasi adalah sebuah tindakan yang tidak mudah. Terkadang keputusan yang kita ambil dapat menjadi kunci keberhasilan atau kunci kegagalan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mengambil sebuah keputusan, baik itu keputusan jangka pendek maupun jangka panjang. Baik tidak nya sebuah Pengambilan keputusan berbanding lurus dengan informasi yang digunakan sebagai dasar dari pengambilan keputusan itu sendiri. Evaluasi formulasi dan persiapan alternative menjadi bagian yang tak kalah penting
Bekerja secara kolaboratif menjadi hal yang penting Konflik dapat menjadi masalah yang mendalam dalam sebuah organisasi kesehatan dan, akan terjadi kesenjangan dalam komunikasi yang akan terus berkembang dan potensial menjadikan kegagalan dalam praktek kerja. Sumber yang paling umum dari konflik antara lain sebagai berikut: perilaku individualistik dalam organisasi, komunikasi yang buruk, struktur organisasi, dan konflik antar-individu atau antar kelompok.
Konflik biasanya berkembang dari masalah laten yang mendasari dan dapat berkembang menjadi perceived konflik (di mana masalah menjadi jelas) dan kemudian ke menjadi konflik manifest (fase perilaku / tindakan), yang merupakan tahap terakhir adalah conflict aftermath
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Undang-undang RI nomor 44 tahun 2009). Rumah sakit menjadi sebuah organisasi kompleks multiprofesi dan multidisiplin. Hal ini membuat seorang pemimpin rumah sakit harus memikirkan banyak aspek dalam mengambil sebuah keputusan. Diantara aspek – aspek tersebut dapat dirumuskan menjadi beberapa dimensi. Antara lain :
Budaya = Mensinergikan budaya barat dan budaya timur
Tidak bisa dipungkiri Indonesia yang terkenal budaya timur akan lebih kental dengan unsur firasat/intuisi, emosi/perasaan, dan kepercayaan. Berbeda dengan budaya barat yang akan kental dengan unsur kata, nomor, rumus/angka, fakta, dan ide. Pengambilan keputusan dalam sebuah rumah sakit harus dapat menggabungkan kedua hal tersebut
Pengamatan Cermat
Pengamatan cermat dapat dilakukan dengan du acara. Yaitu kualitatif dan kuantitati. Dapat turun langsung ke lapangan untuk melihat keadaan, maupun melihat data dari sistem
Analisis
Analisis pembuatan sebuah keputusan harus melewati proses perenungan dan manajemen strategi yang matang
Keputusan
Pengambilan keputusan menjadi dimensi paling penting bagaimana cara kita menyampaikan dan menanamkan keputusan yang kita buat agar dapat dipahami dan dilaksanaan oleh semua pihak.


Secara garis besar proses pengambilan keputusan dapat tergambar pada ilustrasi berikut
Identifikasi Masalah
Pengamatan yang cermat menjadi kunci dalam tahap identifikasi masalah. Pengamatan ini harus dilakukan oleh semua staff dan dilaporkan dengan budaya “blame less” agar masalah masalah yang ada dapat terlihat secara jelas. Dalam konteks rumah sakit, masalah yang sering muncul adalah tentang “patient safety”.
masalah yang berhubungan dengan patient safety dapat dikaji dengan menggunakan risk grading matrix dengan output berupa kejadian yang bersifat merah, kuning dan hijau. Masing-masing warna akan memiliki penanganan yang berbeda di tahap selanjutnya dalam pembuatan sebuah keputusan.
Pencarian Informasi
Setelah sebuah masalah dapat diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah pencarian informasi. Informasi yang dicari hanya yang berhubungan dengan kejadian. Dengan demikian, akan lebih efektif dan efisien. Data yang diperlukan biasanya mengenai 5W + 1H. masalah yang ada seperti Apa? (What), masalahnya ada dimana? (Where), sejak kapan dan sampai kapan masalah itu ada? (When), Siapa saja yang terlibat dalam masalah tersebut?, Mengapa sampai bisa terjadi masalah itu? (Why), dan Bagaimana detail masalah itu terjadi (How)
 Analisis Masalah
Setelah data yang ada cukup, langkah selanjutnya adalah analisis. Seorang pemimpin dapat menggunakan berbagai macam metode dalam menganalisis masalah. Contoh yang sering dilakukan dirumah sakit adalah menggunakan metode “root cause analisis”. Penggunaan metode ini dapat efektif dalam nantinya untuk menangani masalah tersebut tepat sasaran sesuai dengan akar masalah yang ada.
Evaluasi alternative
Butuh beberapa pilihan solusi dalam menghadapi sebuah masalah. Solusi solusi ini lah yang nanti akan menjadi keputusan jangka pendek atau jangka panjang.

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam memilih solusi untuk membuat sebuah keputusan
-       Apakah solusi tersebut sesuai dengan inti permasalahan
-       Apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan masalah
-       Apakah solusi tersebut bias diterapkan di lingkungan RS?
-       Apa dampak positif nya?
-       Adakah dampak negatifnya?
-       Berapa lama solusi ini pengerjaannya?
-       Berapa biaya yang dibutuhkan
-       Dan lain lain.
Pengambilan Keputusan
Setelah melalui ke empat tahap sebelumnya, yaitu identifikasi masalah, pencarian informasi, analisis masalah, dan evaluasi alternative, inti dari proses pengambilan keputusan adalah pada tahap iniYang terpenting dalam pengambilan keputusan adalah memperjelas tentang keputusan yang kita buat antara lain
-       Bagaimana cara kita menyampaikan, apakah lewat surat tertulis, SK, atau secara verbal
-       Apakah keputusan ini bersifat permanen atau sementara
-       Apakah keputusan ini jangka pendek atau jangka panjang
-       Siapa saja yang harus mentaati keputusan ini?
-       Adakah reward?
-       Adakah punishment?
-       Bagaimana mengevaluasi dan memonitor?
Keputusan yang kita ambil pasti akan membuat sebuah perubahan. Perubahan yang ada juga harus kita fikirkan sejak pengambilan keputusan dilakukan. Perlu dilakukan sebuah manajemen perubahan yang baik dari seorang pemimpin. Monitoring evaluasi juga harus direncanakan dengan indicator yang jelas dan tertulis

Berbagai teori dan pandangan dalam pengambilan keputusan telah ada di berbagai literature diantaranya naturalistic decision-making   dan multiple perspectives approach.
Naturalistic decision-making berada pada pendekatan dengan cara investigating dan understanding dalam pengambilan keputusan. Terdapat sebuah penelitian mengenai naturalistic decision-making yang dilakukan oleh Kleins pada tahun 1998 yang diberi nama Recognition Primed Decisiion (RPD) model. Klein menganalisis lebih dari 600 keputusan dari orang-orang yang berkaitan dengan situasi hidup mati pada beberapa profesi seperti pemadam kebakaran, dokter, perawat, tentara, dll. RPD model menyatakan bahwa pengalaman akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk dapat mengambil sebuah keputusan di sebuah situasi yang sulit.
Multiple perspectives approach model dalam pengambilan sebuah keputusan melihat seluruh kemungkinan dari seluruh sudut pandang yang ada dari sebuah masalah. Multiple perspectives approach model membuat klasifikasi sudut pandang menjadi technical, organizational dan individual.
Sudut pandang dalam mengambil sebuah keputusan menjadi semakin berkembang dan memunculkan teori teori baru selain naturalistic decision making dan multiple perspective approach. Diantaranya adalah
a.    Rational model
Pengambilan keputusan menggunakan Rational model memiliki tahap tahap antara lain
·         Intelligence : pemimpin rumah sakit harus mampu mencari kesempatan yang tepat untuk membuat sebuah keputusan
·         Design : investasi, mengembangkan dan menganalisis berbagai kemungkinan keputusan
·         Choice : memilih keputusan yang telah di rancang di tahap sebelumnya
·         Review : menilai keputusan yang telah di ambil.
Rational model memiliki beberapa persyaratan ketika ingin menggunakannya, pemimpin atau direktur rumah sakit menjadi subjek utamanya dengan asumsi
·         Pemimpin mengetahui secara detail seluruh kemungkinan yang ada
·         Pemimpin mengetahui konsekuensi dari implementasi masing-masing alternative
·         Pemimpin menyiapkan secara terstruktur berbagai macam cara untuk menanggulangi konsekuen yang ada dari pengambilan keputusan
·         Memiliki kemampuan untuk dapat membandingkan konsekuensi mana yang akan lebih bisa ditangani
b.    Bounded Rationality Model
Bounded rationality model adalah modifikasi dari model rasional dimana terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah seorang pemimpin tidak selalu memiliki informasi yang cukup sebagai dasar dalam membuat sebuah keputusan. Pemimpin juga tidak selalu memiliki pilihan yang dapat dipilih. Bounded rationality model menggunakan metode searching and satisficing. Alternatif – alternative pilihan yang telah ada di evaluasi secara berurutan. Jika  sebuah alternatif telah memenuhi kriteria minimal dan dinyatakan “satisfice”, pencarian alternative lain dihentikan
c.    Organisational procedures view
Organisational procedures view melihat sebuah keputusan sebagai sebuah output dari sebuah aturan. Pengambilan keputusan dianggap sebagai sebuah proses sistematis dengan tujuan mempertahankan status quo (Turpin and Marais, 2004)