Indonesia. Sebuah Negara dengan
letak geografis yang sangat strategis. Strategis untuk dapat mengembangkan diri
menjadi sebuah negara yang maju di berbagai bidang. Maritim, Agriculture,
Budaya dan sebagai nya. Bagaimana tidak , Indonesia terletak tepat di garis
khayal katulistiwa dan di antara negara – negara yang membuat indonesia menjadi
salah satu tempat lalu lalang perdagangan dunia.
Indonesia. Sebuah negara dengan
komposisi yang heterogen. Berbeda satu dengan yang lainnya. Terdiri dari
ratusan pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke. Hal ini membuat kita,
bangsa Indonesia kaya akan suku, agama, budaya, bahkan bahasa. Suku Jawa yang
terkenal dengan kelembutaannya. Suku bugis yang terkenal dengan kemampuan di
laut nya, suku dayak yang terkenal adat kehidupannya di pulau kalimantan nya.
Keadaan ini harusnya dapat menjadi
kekuatan untuk Indonesia menjadi sebuah negara yang maju dan kuat secara
internal dan eksis di eksternal (di dunia internasional). Idealnya Indonesia
dapat membuat sebuah strategi yang mensinergiskan antara SDA dan SDM nya. SDA
dan SDM merupakan sebuah pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Ibaratkata
sebuah mata uang yang akan selalu berpasangan untuk membuat uang itu menjadi
berharga. SDA yang ada di Indonesia sudah tidak diragukan lagi begitu melimpah.
Tanah Papua yang melimpah emas nya, Tanah Sumatera dengan produksin kelapa
sawitnya yang melimpah pulau jawa dengan tanahnya yang subur, dan masih banyak
tempat yang menunggu tuannya untuk dimanfaatkan hasilnya. Secara Logika, dari paparan
yang penulis paparkan Indonesia idealnya merupakan negara yang kaya. Namun
pertanyaannya sekarang adalah, “apakah kita selama ini sudah memaksimalkan itu
semua?”
Dari segi kesehatan, tanpa
mengesampingkan bidang yang lainnya. karena penulis berada di bidang kesehatan,
Indonesia idealnya memiliki keadaan Indonesia yang sehat dengan angka harapan
hidup yang tinggi. Juga dengan pravelensi NCD (Non communicable disease) yang rendah. “Kenapa NCD?” NCD adalah
gangguan kesehatan atau yang orang awan biasa katakan “penyakit” yang bukan
disebabkan oleh infeksi dan tidak disebarkan diantara manusia. Namun, bisa
menyebabkan kematian mendadak. Contohnya seperti Diabetes Militus, Asma, Stroke
dll. NCD ini bisa dicgah dengan pola hidup yang sehat seperti menghindari
faktor resiko NCD dan langkah preventif yang dilakukan. Jika pravelensi NCD
rendah itulah yang termasuk jadi salah satu indikator Indonesia sehat dengan
faham hidup yang sehat. Namun kenyataannya nilai pravelensi NCD di Indonesia
masihlah tinggi. WHO melaporkan
bahwa NCDs diperkirakan sebagai penyebab dari 64% kematian di Indonesia pada
tahun 2009. Penyakit jantung adalah penyebab utama (30%), diikuti oleh kanker
(13%), penyakit pernapasan (7%), diabetes (3%), dan NCDs lainnya (10%). Ini
menunjukkan paradigma yang ada di masyarakat selama ini masihlah kurang baik
dengan pola hidup yang tidak sehat.
Dari paparan yang sudah penulis sampaikan di atas
mengenai Indonesia sehat, kali ini penulis akan lebih mengerucut tentang
masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Ketika kita sudah berbicara mengenai
salah satu masalah fundamental yang ada di Indonesia yaitu NCD, solusi yang
fundamental juga harus kita pikirkan. Layaknya memberikan penatalaksanaan
terhadap sebuah diagnosis penyakit, kita tidak bisa memberikan penangananyang
bersifat symptomatis. Melainkan harus causatif. Dalam konteks perbaikan, yang
bisa pemimpin negeri ini lakukan untuk menuju Indonesia yang lebih baik adalah
dengan membuat rencana jangka panjang untuk menurunkan angka NCD di Indonesia.
Kita cari tau terlebih dahulu apa saja penyebab NCD,
bagaimana etiologi nya dan apa saja faktor resiko juga faktor predisposisi yang
ada. NCD kebanyakan disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat. Kita ambil
contoh yang paling bisa kita beri intervensi adalah masalah olahraga. Saat ini
tingkat kepedulian masyarakat terhadap olahraga masihlah sangat rendah. Hal ini
sebenarnya bisa pemerintah intervensi dengan memberikan sarana yang memadahi
untuk melakukan olahraga. Dengan membangun sebuah spot yang memang khusus untuk
tempat berolahraga di iringi dengan sosialisasi dan penyuluhan yang baik. Waktu
akan menjawab hasilnya. Lalu contoh lagi tentang pemahaman masyarakat mengenai sanitasi
yang baik. Salah satu faktor tinggginya NCD adalah higienitas seseorang terhadap
diri nya sendiri maupun orang lain.
Kadang masyarakat di pedesaan masih minim pengetahuan dan fasilitas Mandi Cuci
Kakus. Bahkan ada yang melakukan itu semua masih di sungai sungai yang ada.
Idealnya yang bisa pemimpin negeri ini laukan adalah dengan memberikan
intervensi sarana untuk MCK yang baik diiringi dengan penyuluhan dan enjelasan
pula tentang MCK yang baik.
Di sini penulis merupakan seorang aktivis di sebuah
organisasi kemahasiswaan kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Pogram
Study Pendidikan Dokter. Yang bernama HMPD Semaku. Penulis bersama – sama dengan
team nya memiliki sebuah pemikiran dan gagasan yang berusaha penulis
realisasikan. Yaitu HMPD Semaku memiliki sebuah desa binaan. Tepatnya di Desa
Surobayan, Argodadi. Pada desa tersebut kami mencoba memberikan intervensi pada
sanitasi nya. Kami mendirikan 4 titik MCK di desa tersebut. Pendirian MCK ini
tak semata – mata hanya penulis berikan. Melainkan ada alur perumusannya yaitu
dengan diskusi dengan pengurus desa. Sebuah kesepakatan disepakati bahwa yang
membangun MCK tersebut adalah para warga sendiri. Dan selama proses pembangunan
MCK itu ada sebuah penyuluhan yang diberikan leh dokter yang berkompeten.
Dengan pemberian intervensi MCK ini kepada pihak desa, harapannya pola pikir dan
pemahaman tentang sanitasi yang baik dapat terwujud.
Hal di atas tadi adalah salah satu contoh tindakan nyata
yang dilakukan penulis untuk membuat sebuah perubahan. Tindakan ini apabila
dilakukan secara massive mungkin akan memberikan efek yang massive pula kepada
Indonesia. Indonesia sebenarnya adalah negara yang kaya, negara yang kuat,
negara yang besar. Namun itu hanya menjadi sebuah kicauan mimpi belaka tanpa
ada usaha yang nyata dari para penghuninya. Jangan takut untuk membuat sebuah
perubahan untuk Indoesia