Selayang Pandang di Gedung Parlemen
“Kira – kira di gedung DPR itu, ruangannya dingin gag ya?” Celetuk Ayub ketika jam istirahat ketika pelajaran PKn Usai.
“Dingin banget yub. Memang kadang ada benarnya juga media yang mengatakan anggota DPR tertidur di ruang siding. Orang dinginnya minta ampun. Terus kursinya empuk banget. Kalau gag benar – benar konsentrasi, bisa tertdur.”
“Kok kamu tau?”
“Ya tau lah. Orang aku pernah di sana.”
Cerita berawal ketika pulang sekolah. Aku hendak menuju Ruang OSIS seperti biasanya. Ketika tiba – tiba Pak Imam memanggilku dan menanyakan ukuran jaketku. Sentak aku bingung. Mengapa tiba-tiba p.imam menanyakan ukuran jaket ku. Ternyata data itu akan di kirim kan ke Sekjen DPR RI di Jakarta untuk pendataan program dari Humas DPR RI yaitu Parlemen Remaja.
“Ukuran jaketmu apa?”
“L pak, kalau boleh tau, ada apa ya pak, kok tiba – tiba bapak menanyakan ukuran jaket saya?” tanyaku bingung.
“siap – siap saja jadi aggota DPR” jawab P.Imam guruku dengan santai.
Parlemen Remaja adalah Program Humas DPR RI dimana siswa perwakilan dari SMA dan SMK RSBI di Indonesia di kumpulkan untuk mendapatkan pelatihan dan melakukan simulasi Sidang di gedung DPR RI. Dan kali ini yang mendapat giliran adalah provinsi Jawa Tengah. Sungguh beruntung diriku karena ternyata sekolah memilih aku untuk mewakili.
Sebulan berlalu. Akhirnya bulan Desember. Tepatnya tanggal 12 Desember. Semua peserta Parlemen Remaja di waiibkan untuk berkumpul di Dinas Pendidikan Jawa Tengah di Semarang. AKu menuju Dinas Pendidikan di Smerang di antar oeleh P.Imbar, sopir SMA 1 Kudus menggunakan mobil sekolah. Di perjalanan aku mengbrol banyak dengan P.Imbar. Ya, tujuanku bukan semata - mata mengakrabkan diri. Tapi mencoba rileks. Karena jujur, aku tegang. Tegang karena akan bertemu orang – orang luar biasa nantinya.
Pukul 15.00 sampai di Dinas Pendidikan Semarang. Sesampainya di sana, aku benar – benar sendiri. Tak ada yang ku kenal kecuali Demy, Ketua OSIS SMA Negeri 3 Semarang. Itupun aku kenal dari jejaring social fb. Yah, ku coba mengakrabkan diri saja dengan berkenalan dengan beberapa orang dari SMA yang lain. Benar dugaanku. Dari perbincangan kami saja, sudah terlihat bagaimana luarbiasanya orang – orang yang menwakili sekolahnya di Parlemen remaja ini. Sungguh cerdas dan kritis.
Setelah menunggu 3 jam klurang lebih. Setelah menunaikan ibadah sholat maghrib. Akhirnya bus yang akan mengantarkan kami datang. Sebelum berangkat, kami dikumpulkan di halaman dinas pendidikan untuk di beri pengarahan terlebih dahulu. Dari pengarahan tersebut ternyata aku baru tau kalau kami tidak langsung menuju gedung DPR RI, tp kami akan di training terlebih dahulu di Kopo, Bogor. Baru kemudian tanggal terakhir tanggal 15 kami di bawa ke gedung DPR RI untk melakukan simulasi siding. Yang istimewanya, ternyata siding yang akan kami lakukan akan di siarkan secara live streaming lewat www.dprri.go.id di seluruh penjuru dunia. Satu kata di benakku, “Woooowww”
Bus berangkat. Semalaman perjalanan kami. Jalan yang kami tempuh cukup tidak rata sampai membuat mual beberapa rakan ku di bus. Sampai pagi harinya kami tiba di Griya Sabha, Kopo Bogor. Kedatangan kami langsung di sambut oleh Ibu Sekjen DPR RI Ibu Nining Indra Saleh, M.Si. Bu Nining menjelaskan kegiatan apa saja yang akan kami lakukan di Parlemen remaja ini. Dari penjelasan beliau saja sudah tersirat betapa padatnya kegiatan.
2 Hari kami di training. Mulai dari Definisi, peran, wewenang, Hak, kewajiban DPR. Kami juga di latih nelakukan siding yang benar. Tentang mekanisme siding. Dan pengambilan keputusan. Kami juga di beri beberapa game kekompakan dalam mengambil keputusan oleh tutor – tutor yang sangat professional.
Di hari terakhir kami di Bogor , kami melakukan simulasi sidang sampai 3 kali. Itupun baru selesai sekitar pukul 01.00 dini hari. Ku akui memang di sini kami di tuntut untuk dapat berfikir kritis. Memang capek. Tapi , buat apa mengeluh capek di saat mendapatkan pengalaman yang belum tentu akan kami dapatkan kembali nantinya.
Esoknya kami harus bangun pagi untuk menuju gedung DPR. Acara terakhir dari serangkaian kegiatan di Bogor. Satu yang tak dapat ku lupakan di gedung DPR. Bukan karena sidang nya. Tapi, karena aku kebetulan ingin buang air saat itu.
“Belum tentu setiap orang bisa buang air di situ” fikirku.
Hari terakhir ini yang sangat berkesan. Kami dapat melakukan simulasi sidang yang di siarkan langsung secara streaming di seluruh dunia melalui www.dprri.go.id . Sungguh suasana yang sangat berbeda. Seorang generasi muda bangsa yang dapat menyampaikan pendapat secara kritis. Semoga ini menjadi tanda kebangkitan Indonesia kelak.
Pukul 18.00 kami benar – benar selesai melakukan serangkaian acara dari Parlemen Remaja. Setelah di tutup oleh Ibu Nining kembali, kami bertolak kembali menuju Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah di Semarang untuk pulang.
Satu tanda Tanya yang sebenarnya ada di kepala ku , kalau menurut pendapatku, sepertinya tujuan di adakannya kegiatan ini, apakah benar – benar untuk memperkenalkan kegiatan parlemen sejak dini atau hanya untuk membuat sebuah pencitraan positive dari DPR , menutup citra negative yang selama ini ada. Yah, tergantung kita menyikapinya.
“Jal, Jal, woy jal…!!” Suara ayub lantang menyadarkan lamunanku
“Hehehe sory sory yub. Gimana tadi?” Jawabku setelah tersadar dari lamunan.
“Ya elah, pertanyaanku belum kamu jawab” Jelas Ayub
“Pertanyaan yang mana?” tanyaku bingung
“Acara apa kamu di sana” Tanya ayub kedua kali
“Oh itu, jadi gini yub……”
Aku bercerita kepada ayub sampai jam istirahat usai. Aku tak pernah bosan untuk berbagi pengalaman yang luar biasa itru kepada orang lain yang ingin tau.